Pada
dasarnya, sistem penerima televisi terbagi menjadi 2 yaitu:
1.
Televisi hitam putih
Pada
televisi hitam putih gambar tidak dapat dilihat
sesuai dengan warna aslinya. Apapun yang terlihat dilayar kaca hanya
tampak warna hitam dan putih. Hal ini sangat berbeda dengan televisi warna,
yakni warna gambar yang tampil di layar akan terlihat menyerupai aslinya.
2.
Televisi warna
Gambar
yang kita lihat di layar televisi adalah hasil produksi dari sebuah kamera.
Objek gambar yang ditangkap lensa kamera akan dipisahkan menjadi tiga
warna dasar, yaitu merah (R= red), hijau (G=green),
dan biru (B=blue). Hasil pemisahan ini
akan dipancarkan oleh pemancar televisi. Pemancar TV warna memancarkan
sinyal-sinyal:
•
Audio (suara)
•
Luminansi (kecerahan gambar)
•
Krominansi (warna)
•
Sinkronisasi (vertikal / horizontal)
•
Burst
Pada
pesawat penerima televisi warna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke
dalam warna dasar R (red), G (green),
dan
B (blue) akan dicampur kembali pada rangkaian
matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi Y dan dua sinyal krominansi,
yaitu V dan U menurut persamaan berikut :
Y = +0.30R +0.59G+0.11B
V = 0,877 ( R - Y )
U = 0,493 ( B- Y )
Selain
gambar, pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang ditransmisikan bersama
sinyal gambar dalam modulasi frekuensi (FM) untuk menghindari derau (noise)
dan interferensi. Untuk memancarkan sinyal ini, pada pemancar dan penerima
harus memiliki sistem warna dan suara yang sama. Sistem tersebut tentunya harus
mengikuti standar dan berlaku secara global. Dalam pengiriman gambar terdapat
beberapa sistem, diantaranya: NTSC, PAL dan SECAM. Untuk lebih jelasnya akan di
bahas dalam bakuan sistem.
Bakuan Sistem
1.
PAL (Phase Alternating
Line)
Adalah
sebuah encoding warna yang digunakan dalam sistem televisi broadcast, digunakan
di seluruh dunia kecuali di kebanyakan Amerika, beberapa di Asia Timur
menggunakan NTSC, sebagian Timur Tengah dan Eropa Timur, dan Prancis
(menggunakan SECAM, walaupun kebanyakan
dari mereka telah memulai proses menggunakan PAL). PAL dikembangkan di Jerman
oleh Walter Bruch, yang bekerja di Telefunken, dan pertama kali diperkenalkan
pada tahun 1967. Catatan bahwa Thomson Prancis, di mana Henri de France
mengembangkan SECAM, kemudian membeli Telefunken. Thomson juga berada
di belakang merk
RCA untuk produk
elektronik konsumen, dan
RCA menciptakan standar TV warna NTSC (sebelum Thomson terlibat).
2.
NTSC (National Television
System Committee)
NTSC
dengan format terdiri dari 30 frame video per detik, dimana
setiap frame terbentuk dari 525
scanning garis. 486
scanning membentuk visible raster
dan sisanya (vertical
blanking interval) digunakan
untuk sinkronisasi dan penyapuan
vertikal serta informasi
lain seperti teks
penutup dan vertical interval
timecode.
Pada
raster yang lengkap, scanning genap (lower scanlines) yaitu garis 21-263
membentuk bidang gambar yang pertama dan scanning ganjil (upper scanlines)
yaitu garis 283-525 membentuk bidang gambar yang kedua. Sebagai perbandingan,
system PAL menggunakan 625
garis (576 visible
raster), atau dengan
kata lain memiliki resolusi vertikal yang cukup tinggi,
tetapi memiliki resolusi frame yang rendah yaitu 25 frame atau 50 bidang gambar
per detik.
3.
SECAM (Sequential
Color with Memory)
Pada
tahun 1957, Henri de France memperkenalkan sistem warna SECAM. Dalam sistem
SECAM, resolusi warna gambar dan ukuran secara vertikal dikurangi. Sinyal Q dan
I dari sistem NTSC tidak digunakan, sebagai gantinya sinyal R-Y Dan B-Y
digunakan sebagai sinyal modulasi, dan dipancarkan dengan bandwidth yang sama.
Keduanya tidak dipancarkan secara serempak seperti halnya di dalam sistem NTSC
dan PAL. Tetapi secara bergantian, satu garis berisi sinyal R-Y dan garis yang
berikutnya berisi sinyal B-Y. Suatu penundaan garis (delay line) di dalam
penerima TV membuat kedua sinyal ini
bergabung ditampilkan tabel pembagian sistem warna beserta pembagian frame dan
bandwidth, IF frekuensi untuk system
NTSC, PAL, Pembagian jalur frekuensi berdasarkan besarnya frekuensi, dan
pembagian bandwidth untuk masing-masing kanal.
Tabel
6-1. pembagian sistem warna beserta pembagian frame dan bandwidth sinyal untuk
masing-masing sistem warna.
NTSC M
|
PAL
B, G, H
|
PAL
I
|
PAL D
|
|
Garis/Field
|
525/60
|
625/50
|
625/50
|
625/50
|
Frekuensi
horisontal
|
15.734 Hz
|
15.625 Hz
|
15.625 Hz
|
15.625 Hz
|
Frekuensi vertikal
|
59,94 Hz
|
50 Hz
|
50 Hz
|
50 Hz
|
Sub
pembawa warna
|
3,579545
MHz
|
4,433618
Mhz
|
4,433618
MHz
|
4,433618 MHz
|
Lebar
band video
|
4,2 MHz
|
5,0 MHz
|
5,5 MHz
|
6,0 MHz
|
Pemisah
visual/aural
|
4,5 MHz
|
5,5 MHz
|
6,0 MHz
|
6,5 MHz
|
Tabel 6-2. IF frekuensi untuk system NTSC, PAL
System
|
Audio
(MHz)
|
Video (MHz)
|
Pengguna
|
NTSC
|
41,25
|
45,75
|
|
PAL
B,G
|
33,4
|
38,9
|
|
PAL
B
|
31,375
|
36,875
|
Australia
|
PAL
D
|
30,5
|
37
|
China
|
PAL
D
|
32,4
|
38,9
|
|
PAL
I
|
32,9
|
38,9
|
|
PAL
I
|
33,5
|
39,5
|
U.K
|
PAL
M, N
|
41,25
|
45,75
|
Tabel
6-3. Pembagian jalur frekuensi
berdasarkan besarnya frekuensi
Band
|
Kanal
|
Frekuensi
|
Low-band VHF
|
2 through 6
|
(54-72 Mhz and 76-88 Mhz)
|
High-band VHF
|
7 through 13
|
(174-216 Mhz)
|
UHF
|
14 through 69
|
(470-806 Mhz)
|
UHF
|
70-83
|
(806-890 Mhz) untuk mobile radio
services
|
Tabel 6-4. Pembagian bandwidth untuk masing-masing kanal
Kanal
|
Bandwidth
|
Kanal
|
Bandwidth
|
Kanal
|
Bandwidth
|
||
2
|
54-60
|
30
|
566-572
|
58
|
734-740
|
||
3
|
60-66
|
31
|
572-578
|
59
|
740-746
|
||
4
|
66-72
|
32
|
578-584
|
60
|
746-752
|
||
5
|
76-82
|
33
|
584-590
|
61
|
752-758
|
||
6
|
82-88
|
34
|
590-596
|
62
|
758-764
|
||
7
|
174-80
|
35
|
596-602
|
63
|
764-770
|
||
8
|
180-186
|
36
|
602-608
|
64
|
770-776
|
Sedangkan pembagian bandwidth tiap kanal
lebar 6 MHz, untuk kanal 2 dengan frekuensi 54-60 MHz.
Prinsip Kerja Televisi
Pesawat televisi akan mengubah
sinyal listrik yang di terima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek
yang ditranmisikan. Pada televisi hitam putih (monochrome), gambar yang di
produksi akan membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu.
Pada pesawat televisi warna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam
warna dasar R (red), G (green), dan B (blue) akan dicampur kembali pada
rangkaian matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
Selain gambar, pemancar televisi
juga membawa sinyal suara yang di tranmisikan bersama sinyal gambar. Penyiaran
televisi sebenarnya menyerupai suara sistem radio tetapi mencakup gambar dan
suara. Sinyal suara di pancarkan dengan modulasi frekuensi (FM) pada suatu
gelombang terpisah dalam satu saluran pemancar yang sama dengan sinyal gambar.
Sinyal gambar termodulasi mirip dengan sistem pemancaran radio yang telah
dikenal sebelumnya. Dalam kedua kasus ini, amplitudo sebuah gelombang pembawa
frekuensi radio (RF) dibuat bervariasi terhadap tegangan pemodulasi. Modulasi
adalah sinyal bidang frekuensi dasar (base band).
Modulasi
frekuensi (FM) digunakan pada sinyal suara untuk meminimalisasi atau
menghindari derau (noise) dan interferensi. Sinyal suara FM dalam televisi pada
dasarnya sama seperti pada penyiaran radio FM, tetapi ayunan frekuensi
maksimumnya bukan 75 Khz melainkan 25 Khz. Saluran dan standar pemancar
televisi kelompok frekuensi telah di tetapkan bagi sebuah stasiun pemancar
untuk tranmisi sinyalnya disebut saluran (kanal). Masing-masing mempunyai lebar
saluran 6 Mhz, dalam salah satu bidang frekuensi yang dialokasikan untuk penyiaran televisi
komersial. VHF bidang frekuensi rendah saluran 2 sampai 6 dari 54 MHZ sampai 88
MHZ. VHF bidang frekuensi tinggi saluran 7 sampai 13 dari 174 MHZ sampai 216
MHZ. UHF saluran 14 sampai 83 dari 470 MHZ sampai 890 MHZ. Sebagai contoh,
saluran 3 disiarkan pada 60 MHZ sampai 66 MHZ. Sinyal pembawa RF untuk gambar dan
suara keduanya termasuk di dalam tiap saluran tersebut.
Sebelum mengetahui
prinsip kerja pesawat televisi, ada baiknya
mengetahui sedikit tentang perjalanan objek gambar yang akan ditangkap lensa
kamera akan dipisahkan berdasarkan tiga warna dasar, yaitu merah (R = red),
hijau (B = blue). Hasil tersebut akan dipancarkan oleh pemancar televisi. Pada
sestem pemancar televisi, informasi visual yang kita lihat pada layar kaca pada
awalnya di ubah dari objek gambar menjadi sinyal listrik. Sinyal listrik
tersebut akan ditransmisikan oleh pemancar ke pesawat televisi penerima.
Bagian-bagian dan Fungsi Sistem Penerima Televisi Warna
TV Warna harus kompatibel dengan TV
monochrome, maksudnya siaran TV warna harus bisa ditangkap pada penerima hitam
putih, dan sebaliknya siaran TV warna harus dapat ditangkap penerima TV
hitamputih. Sinyal video dari kamera monochrome dinyatakan dengan gelap dan
terang, aras kegelapan yang berbeda beda (grey-level).
Sinyal video yang menyatakan gelap-terang ini disebut sebagai sinyal luminansi
(Y). Sinyal video dilengkapi dengan sinyal pemadaman (blanking) dan sinkronisasi yang menghasilkan Sinyal video komposit (Ycomp).
Sinyal video komposit berupa memodulasi AM terhadap sinyal
pembawa gambar (fp) dan sinyal audio memodulasi FM terhadap sinyal pembawa
suara (fa). Spektrum bidang dasar (baseband) TV hitam putih mempunyai BW 6 MHz
seperti yang digunakan di Indonesia dan
Sebagian besar Eropa, seperti terlihat
pada gambar 6-4 di bawah ini.
Sinyal gambar sudah menempati
sekitar 5 MHz, berbeda dengan sinyal audio Hifi yang bidang dasarnya hanya
menempati sekitar 15 kHz. Jika untuk sinyal gambar digunakan modulasi FM, tentu
bidang frekuensinya. Spektrum sinyal video sangat lebar. Oleh karena itu
digunakan modulasi AM tanpa menggunakan DSB karena akan menyebabkan pemborosan
frekuensi, yaitu sekitar 10 MHz. Sinyal gambar mengandung frekuensi yang sangat
mendekati nol. Maka jika memakai SSB, kesulitan akan muncul dalam hal membuat
pemotongan yang tajam didekat frekuensi nol. Digunakan AM VSB (Vestigial Side
Band), yaitu dengan memancarkan USB dan sedikit LSB-nya. Untuk menghindari cross-talk dan agar suaranya HiFi,
maka untuk suara digunakan modulasi FM dengan BW yang cukup (0,5 MHz).
Perkembangan Penerima TV
1.
TV Satelit
Satelit
digunakan pada transmisi sinyal televisi, yang berbentuk elliptical (lonjong,
dengan kemiringan +/- 63.4 derajat dengan periode orbit sekitar 12 jam) atau
orbit geostationary 37,000 km di atas katulistiwa.
2.
TV Kabel
Merupakan sebuah sistem jaringan yang terhubung
langsung dari pusat penyedia jasa layanan Audio dan Video. TV Kabel ini
biasanya digunakan untuk kebutuhan layanan hotel ataupun masyarakat umum.
Peralatan
yang perlu dipersiapkan :
1. Receiver,Video Beta,VCD,DVD player
tergantung kebutuhan berapa chanel yang
akan anda luncurkan.
2.
Disecq switch/ spliter 1 : 4 dan 1 :
2 3. Coaxial cable RG 6 U 75 ohm.
4.
Conector RF/Arial.
5.
Booster Amplifier VS-80 atau yang
equivalent.
6.
Nippon Booster V-5000
7. Antena Parabola sesuaikan dengan kebutuhan
receiver yang tersedia.
Kunci
utama yang perlu diketahui adalah Booster, fungsi
sebenarnya menerima dan menyaring noise
sinyal Audio dan Video yang berasal dari sinyal RF (radio frekuency) Receiver,Video
Beta,VCD,DVD player dll kemudian mentransfer kembali hasil olahanya ke sebuah
Tuner TV. Biasanya sebuah booster mampu menerima frekuency VHF,UHF 21-69 dan
FM. Misal Booster VS-80 bisa digunakan
oleh 30 buah TV dan 20 Chanel, semua sudah sering saya praktekkan saat
installasi disebuah penginapan, dan tempat rekreasi yang berkapasitas kurang
lebih 100 kamar.dengan radius 500 meter dari central Broadcasting hasilnya 20
chanel cukup jernih, jadi booster itu sangat cocok jika digunakan dalam lingkup
tetangga atau komplek Perumahan dimana anda tinggal.
Fungsi
Booster Nippon sendiri pada kenyataanya untuk mendapatkan TV lokal kita harus
menggunakan UHF/VHF Antena dan booster. tanpa booster hasilnya kurang jernih.
Pada TV Kabel fungsinya sama juga setelah pengaturan frekuency RF dari sumber
utamanya selesai proses selanjutnya pilah - pilah frekuensi UHF dan VHF
kemudian sambungkan sesuai port nya ke input booster tadi.
Spliter
pada TV Kabel berfungsi mengatur lalu lintas frekuency yang dihasilkan oleh VS 80 dan meluruskan ke jalur input Tuner Tv, selain itu menetralkan tegangan yang
berasal dari Tuner sendiri agar tidak terjadi tumpang tindih.
TV Digital
Pengembangan
sistem penerima televisi bergerak digital terestrial citra berdefinisi tinggi
tanpa gangguan bahkan dalam kendaraan yang bergerak. Menggunakan sistem
Televisi analog konvensional, gangguan dan distorsi mengakibatkan sulitnya
menikmati siaran Televisi ketika kendaraan sedang bergerak. Siaran Televisi
digital terestrial yang mulai beroperasi pada bulan Desember 2003 menawarkan
citra gambar HiVision (standar definisi tinggi dari Jepang) yang dapat
dinikmati pemirsanya di dalam lingkungan yang bergerak. Clarion berencana untuk
mulai memasarkan produk yang kompatibel pada saat cakupan siaran digital
broadcast mulai mengudara secara nasional pada tahun 2006.
Televisi digital atau
penyiaran digital adalah jenis
televisi yang menggunakan modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan
sinyal video, audio, dan data ke pesawat televisi. Pengembangan televisi
digital antara lain dikarenakan:
a.
Perubahan lingkungan eksternal
b.
Pasar TV analog yang sudah jenuh
c.
Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel
d.
Perkembangan teknologi
e.
Teknologi pemrosesan sinyal digital
f.
Teknologi transmisi digital
g.
Teknologi semikonduktor
h.
Teknologi peralatan yang beresolusi
tingggi
Sistem
penyiaran TV Digital adalah penggunaan apliksi teknologi digital pada sistem
penyiaran TV yang dikembangkan di pertengahan tahun 90 an dan diujicobakan pada
tahun 2000. Pada awal pengoperasian sistem digital ini umumnya dilakukan siaran
TV secara bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba
sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV Digital yang
paling ekonomis sesuai dengan kebutuhan dari negara yang mengoperasikan.
Frekuensi
TV Digital
Secara
teknik pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat
digunakan untuk penyiaran televisi digital. Lebar pita frekuensi yang digunakan
untuk analog dan digital berbanding 1 : 6 artinya bila pada teknologi analog
memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi
digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat
digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus
dengan program yang berbeda.
Selain
ditunjang oleh teknologi penerima yang mampu beradaptasi dengan lingkungan yang
berubah, TV digital ditunjang oleh sejumlah pemancar yang membentuk jaringan
berfrekuensi sama sehingga daerah cakupan dapat diperluas. Produksi peralatan
pengolah gambar yang baru adalah dengan menggunakan format digital.
Teknologi
digital efisien dalam pemanfaatan spektrum. Satu penyelenggara televisi digital
meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar. Artinya tidak hanya 1 (satu)
kanal pembawa melainkan lebih. Penyelenggara berfungsi sebagai operator penyelenggara
jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun televisi lain yang ada di
dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan
yang ada saat ini.
Kelebihan Frekuensi TV Digital
Kelebihan Frekuensi TV Digital
Meningkatnya
penyelenggaraan televisi dimasa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan
kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi
digital berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital.
Program dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa
program televisi digital (operator lain). Dari aspek regulasi terdapat ijin
penyelenggara jaringan dan ijin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung
sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan
televisi digital.
Perspektif
bentuk penyelenggaraan sistem penyiaran di era digital mengalami perubahan baik
dari pemanfaatan kanal maupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan
kanal frekuensi terjadi efisiensi penggunaan kanal. Satu kanal frekuensi yang
saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya bisa diisi antara
empat sampai enam program sekaligus.
Karakteristik
Sistem Penyiaran TV Digital Terestrial
Sistem
Penyiaran TV Digital yang ada di Indonesia dibagi berdasarkan kualitas
penyiaran, manfaat dan keunggulan TV Digital tersebut. TV Digital dalam
perkembangannya memiliki karakteristik yang berbeda di tiap wilayah(area)
penyiaran. Karakteristik sistem penyiaran TV Digital sama di radius yang sama.
Kualitas Penyiaran TV Digital
Desain
dan implementasi sistem siaran TV digital terutama ditujukan pada peningkatan
kualitas
gambar. TV digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi
tinggi. TV digital memerlukan tersedianya kanal dengan laju tinggi. Sistem TV
digital mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa
efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan
bergerak dengan kecepatan tinggi.
Manfaat Penyiaran TV Digital
1.
TV Digital digunakan untuk melihat
simpanan program, (siaran interaktif).
2.
Aplikasi teknologi siaran digital
menawarkan integrasi dengan layanan interaktif seperti layanan komunikasi dua
arah. Televisi digital dapat digunakan seperti [[internet]
3.
Penyiaran TV Digital Terrestrial bisa
diterima oleh sistem penerimaan TV tidak bergerak dan penerimaan TV Bergerak.
Kebutuhan daya pancar TV digital juga lebih kecil dan kondisi lintasan radio
yang berubah-ubah terhadap waktu (seperti yang terjadi jika penerima TV berada
di atas mobil yang berjalan cepat).
Penulisan ini masih bias. Belum fokus kepada satu tema. Pun ada ketidaksesuaian antara judul dengan isi penulisan
BalasHapus-NH-
makasih sangat membantu sekali infonya
BalasHapusisi pulsa di shopee